(0372) 8281747, 8281748 Fax. (0372) 8281765 prokopimksb@gmail.com

Dalam pelaksanaan Sosialisasi Indeks Inovasi Daerah menuju Inovatif Government Award (IGA) yang dilaksanakan oleh Badan Riset dan Inovasi (Brida) Kabupaten Sumbawa Barat, Jumat (05/08) bertempat di Hanipati Resto, Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Amar Nurmansyah, ST.,M.Si menegaskan kepada seluruh SKPD yang hadir agar dalam berinovasi harus diperkuat dengan regulasi. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Brida Propinsi NTB, Wirawan, Seluruh perwakilan SKPD Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam laporannya, kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Sumbawa Barat AGUS, S.Pd menjelasnmkan bahwa kegiatan tersebut melibatkan sebanyak 60 Orang yang terdiri dari perwakilan SKPD, Camat, dan Lurah. Ada pun tujuan dilaksanakn kegiatan tersebut, Agus menerangkan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka untuk memahami semua hal tentang Indeks Inovasi Dawrah (IGA), dan dapat menyamakan persepsi. Dengan begitu diharapkan partisipasi dari perangkat daerah meningkat signifikan.  Untuk itulah diundang langsung Kepala Brida Propinsi NTB untuk dapat berbagi ilmu, resep, strategi, agar KSB bisa mendapatkan peringkat terinovatif. Dan yang terpenting, kita melakukan ini bukan hanya mengejar penghargaan, tetapi terciptanya kinerja yang inovatif, Ungkap Agus.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Barat dalam sambutannya menenakankan agar kita harus Fokus. :Kita focus dengan covernya. Yang membawa citra baik daerah ini adalah cover. Kadang kala kita sepertinya sudah sempurna, tetapi ternyata ketika ada dari lembaga atau dari kementerian menilai indikator – indikator kinerja kita, dan kita mendapatkan penilaian yang tidak sesuai dengqn keinginan kita. Kita sudah merasa berbuat tapi ternyata nilai kita buruk, kita kecewa. Itulah akibat dari kita lalai dalam menginput data, mempertanggungjawabkan kinerja kita dalam bentuk administrasi ndata – data. Saya ambil contoh, saya telah mengingatkan jauh – jauh hari agar Sakip sudah dapat dimulai bulan mei, tetapi ternyata kita lalai, kita baru sibuk ketika sudah mau deadline. Apa akibatnya?, kita menjadi sibuk dan tidak focus. Kalau ada yang mulai dari mei kita bisa koreksi kekurangn”.

Sekda melanjutkan bahwa, kita sebenarnya bagus tetapi lalai. Hal ini juga harus berlaku dalam penyusunan inovasi. Saya sudah dilaporkan, tapi saya belum puas dengan yang ada sekarang ini. Saya yakin semua SKPD punya inovasi, tetapi kita belum melengkapinya dengan SOP, SK, Payung hukum, sehingga inovasi yang kita buat itu baru sah di akui oleh berbagai pihak. Itu harus diperhatikan, karena percuma kalau kita usulkan banyak – banyak inovasi tetapi tidak dinilai karena tidak masuk skor, dan justru akan menjadi faktor penbgurang. Harus lebih pokus dari hulu sampai hilir. Pahami bagaimana dimasukkan sebahai kategori inovasi.

“Yang terpenting adalah kenapa, kita dorong SKPD untuk menyempurnakan layanan kita ke masyarakat. Memudahkan palaksanaan tupoksi kita. Meningkatkan mutu pelayanan. Jangan sampai kita berinovasi justru menyulitkan masyarakat. Contoh misalnya aplikasi Sipkanti yang dibuat Disnaker. Jangan sampai aplikasi yang dibuat tersebut justru tidak memebrikan solusi terhadap mereka yang tidak ngerti aplikasi tersebut. Pikirkan caranya agar masyarakat terakomodir tanpa ada diskriminasi. Ukur dengan baik sasarannya apa, layanannya apa. Sediakan layanan bagi yang kriteria job tertentu yang tidak masuk aplikasi. Jangan berpandangan bahwa inovasi identik dengan aplikasi. Dipikirkan juga harus berhasil dan berkesinambungan. Inovasi pasti butuh modifikasi. Oleh karenanya teruslah buat modifikasi, ini semua untuk nama baik daerah yang harus kita jaga, tegas Sekda

Sementara itu dikesempatan yang sama, kepala Brida Propinsi NTB Wirawan menerangkan bahwa Inovasi KSB harus ada pembaharuan. Setiap indikator dielaborasi secara rinci. Konsekwensinya nilainya akan meningkat. Perlu harus diperkuat dengan SK Bupati, Petaturan Bupati terhadap semua inovasi yang dibuat. Satuan indikator pemerintah yang menjadi keunggulan adalah dari yang sebelumnya struktur lembaga litbang yang setingkat bidang di Bappeda dan sekarang sudah menjadi Badan tersendiri yaitu Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida). Hal lain yang bagus dari KSB yaitu diberikannya penghargaan kepada innovator yang diperlombakan di masing – masing SKPD. Dan yang terpenting adalah adanya dukungan dari Kaban, OPD, Bupati, Wabup. InsyAllah jika sudah diperkuat rincian kegiatan, dibekali dengan SK Satgas, Bintek, Aplikasi yang simulative, maka inovasi KSB akan menuju ke arah sangat inovatif, terang Wirawan