(0372) 8281747, 8281748 Fax. (0372) 8281765 prokopimksb@gmail.com

Pertanian telah menjadi salah satu pilar utama kehidupan masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Meskipun sektor tambang menyumbang 82 persen dari pendapatan daerah, sektor pertanian tidak dapat dipandang sebelah mata. Jika sektor tambang dikesampingkan, pertanian mampu mencatat kontribusi hingga hampir Rp 2 triliun per tahun. Potensi ini, menurut Bupati Sumbawa Barat H. Amar Nurmansyah, ST, M.Si, menjadi daya tarik tersendiri, terutama dengan keberhasilan petani dalam menanam padi yang semakin menunjukkan hasil positif.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran Bendungan Bintang Bano yang menjadi penyokong utama jaringan irigasi. Dengan kapasitas 78 juta meter kubik, bendungan ini memungkinkan petani meningkatkan intensitas tanam mereka. Dampaknya terlihat pada hasil panen padi yang terus meningkat. Hingga 14 Februari tahun ini, Bulog telah menyerap sekitar 200 ton gabah dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Namun, kendala masih muncul, terutama terkait keterbatasan alat mesin pertanian (alsintan), khususnya combine. Kondisi ini kerap memaksa petani memanen padi sebelum waktu optimal.
Menyadari pentingnya efisiensi panen dan berbagai persoalan para petani ketika mengahadapi musim tanam, Bupati Amar Nurmansyah mengakomodir berbagai persoalan yang ada melalui Program Kartu KSB Maju Tani Ternak, dan salah satunya menyediakan alat panen combine berbasis Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di setiap kecamatan yang di mulai tahun ini. Dalam kunjungannya ke kegiatan panen padi di Desa Ai Suning, Kecamatan Seteluk, Bupati menyampaikan bahwa sepuluh unit combine akan segera didistribusikan pada tahap awal. Langkah ini diharapkan tidak hanya mempercepat proses panen tetapi juga mengurangi biaya produksi petani.


Program KSB Maju Tani Ternak memberikan dukungan finansial sebesar Rp500.000 per hektar untuk petani yang baru memulai bercocok tanam, serta asuransi bagi yang telah melaksanakan tanam. Ini merupakan langkah nyata pemerintah untuk memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.
Pemerintah KSB menyadari bahwa mekanisasi panen dengan alat combine memiliki manfaat besar. Combine tidak hanya mempercepat proses panen, tetapi juga mengurangi kehilangan hasil panen yang cukup signifikan. Selain itu, alat ini menjadi solusi atas sulitnya tenaga kerja panen saat panen raya. Hal ini juga menjadi jawaban untuk menghadapi panen serentak yang kerap memunculkan kendala kekurangan tenaga kerja. Dengan alat ini, produktivitas dapat ditingkatkan tanpa mematikan peluang bagi tenaga kerja manual. Optimalisasi alsintan dinilai menjadi langkah nyata untuk mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan perekonomian petani.
Dalam dialog Buapti bersama Seorang petani di Kecamatan Brang Rea, melaporkan bahwa hasil panen di dapatkan 6 ton per hektar, sementara petani di Kecamatan Brang Ene mencatat 10 ton per hektar. Itu artinya ada peluang kecamatan lainnya mampu meningkatkan produktifitas panen tentunya dengan dukungan teknologi modern, produktivitas lahan pertanian diharapkan kedepannya dapat terus meningkat.
Disamping penanagnan terhadap persoalan panen para petani, Bupati juga menegaskan tentang pentingnya modernisasi dalam sektor pertanian. “Kita harus meninggalkan cara-cara primitif. Jika harga gabah sudah bagus, maka langkah berikutnya adalah meningkatkan produktivitas. Dengan teknologi, kita dapat menciptakan efisiensi, meningkatkan hasil, dan memberikan nilai tambah bagi petani”.
Dengan pengadaan alsintan dan berbagai program pendukung lainnya, Kabupaten Sumbawa Barat optimis dapat melangkah menuju pertanian yang lebih modern dan produktif. Harapannya, langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan daerah tetapi juga mendorong kesejahteraan masyarakat, menjadikan sektor pertanian sebagai kebanggaan bersama.

Roy Marhandra, SE.,M.Sos : Pranata Hubungan Masyarakat Ahli Muda Sekretariat Daerah kabupaten Sumbawa Barat