Memasuki periode awal kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa Barat Dr.Ir.H.W.Musyafirin, MM dengan Fud Syaifuddin, ST telah berupaya meletakkan pondasi semangat bekerja dan berkarya masyarakat KSB yang selanjutnya dijadikan sebagai jargon yaitu Ikhlas, Jujur, Sungguh-Sungguh. Semangat kerja ini pun kemudian di uji dalam berbagai program kerja Pemerintah Daerah, yang salah satunya pada 100 hari pertama di periode pertama kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati 2015/2020, dicetuskan program Jambanisasi. Program tersebut sebagai komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan KSB Tuntas Buang Air Besar Sembarangan.
Yang menjadi titik tekan jargon IJS dalam program tersebut yaitu dimana pembuatan jamban bagi warga yang tidak memiliki jamban yaitu keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam proses pemasangan septytank dan pembuatan jamban. Terbukti progam tersebut dapat dituntaskan dalam 100 hari pertama kepemimpinan Bupati/Wakil Bupati Sumbawa Barat. Setelah program jambanisasi selesai, Bupati/Wakil Bupati bersama warga dan ASN se-Kabupaten Sumbawa Barat berkomitmen menuntaskan lima pilar STBM hingga memasuki periode kedua Kepemimpinannya. Penuntasan ke-lima pilar tersebut tetap berlandaskan semangat Ikhlas Jjujur Sungguh-Sungguh (IJS)
Semangat IJS berkorelasi positif dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam membangun Jalan Pikiran masyarakat Sumbawa Barat. Jalan pikiran yang dimaksud adalah, pikiran yang terbangun dalam diri masyarakat KSB sebagai individu yang berpikir maju, konstruktif, mandiri, mampu menjadi problem solving terhadap berbagai persoalan yang ada, bukan sebaliknya menjadi troublemaker dalam kehidupan bermasyarakat. Minimal dirinya mampu memberikan solusi terhadap persoalan dirinya sendiri, dan akan lebih baik lagi jika bisa memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi oleh orang banyak.
Menurut Woodruff (Woodruff, G. 1978) mengemukakan bahwa pikiran merupakan kemampuan untuk menghubungkan keadaan mental – kepercayaan, intensi, hasrat, berpura-pura, pengetahuan, dan lain-lain kepada diri sendiri dan orang lain dan untuk memahami bahwa orang lain memiliki kepercayaan, keinginan dan intensi yang berbeda dari diri kita sendiri. Sementara itu, dalam Agama Islam telah mengajarkan manusia untuk berpikir, menggunakan akal pikirannya. Islam misalnya, sudah mengajarkan manusia berpikir, bahkan terdapat dalam ayat pertama yaitu iqra. Beberapa ayat lain pun Allah SWT menyuruh manusia untuk memahami, berpikir, menggunakan akalnya, agar bisa paham KuasaNya. Contoh: terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (Al-Jasiyah, 45:3-5)
Dalam berbagai kesempatan, Bupati Sumbawa Barat menyampaikan keinginan yang besar namun sulit untuk diwujudkan yaitu bagaimana membangun jalan pikiran masyarakat KSB.
“Kita telah berupaya membangun KSB ini melalui 4 jalan. Yang pertama melalui jalan tanah yaitu bahwa saat ini di KSB tidak ada lagi desa tertinggal, semua jalan raya di KSB sudah tersambung dengan aspal. Melalui jalan api/listrik, yaitu bahwa saat ini tidak ada lagi masyarakat KSB yang tidak menikmati listrik. Melalui jalan Air, yaitu kehidupan masyarakat KSB sekarang sudah dapat terpenuhi dengan kebutuhan air bersih, dan yang terakhir melalui Jalan angin, bahwa saat ini di KSB tidak ada lagi daerah yang tidak dijangkau oleh signal. Satu yang sulit diwujudkan hari ini adalah membangun jalan pikiran masyarakat KSB”
Berbagai program yang digelontorkan oleh Pemerintah Daerah setiap tahunnya adalah dalam rangka memantapkan jalan pikiran masyarakat. Program kartu Pariri dan Kartu Bariri misalnya, sejatinya dihajatkan untuk membangun jalan pikiran masyarakat petani, nelayan, pelaku UMKM agar menjadi mandiri dan tangguh. Demikian pula berbagai program lainnya yang bernaung dalam Peraturan Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR), mengajak kita untuk berpikir bahwa segala sesuatu dapat kita selesaikan dengan bekerja bersama, meningkatkan partisipasi dan kolaborasi.