Sumbawa Barat, – Bendungan Bintang Bano merupakan salah satu dari 61 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). Di Propinsi NTB tercatat ada lima bendungan PSN disamping Bendungan Bintang Bano, yaitu Bendungan Tanju dan Bendungan Mila yang sudah selesai pembangunannya, kemudian Bendungan Meninting, Bendungan Beringin Sila dan Bendungan Tiu Suntuk yang masih dalam tahap pengerjaan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran persnya mengatakan bahwa kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air. “Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam. Pembangunan bendungan akan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan tampungan air dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional dan mereduksi banjir, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus membangun bendungan maupun embung di berbagai wilayah. Salah satunya adalah Bendungan Bintang Bano sebagai bendungan multifungsi di Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kedepannya keberadaan Bendungan Bintang Bano akan memberikan manfaat langsung untuk mengairi sawah-sawah petani.” kata Menteri Basuki.
Untuk dapat diketahui, berdasarkan rilis resmi Kemnterian PUPR 21/04/2021 menjelaskan bahwa Bendungan Bintang Bano membendung aliran Sungai Brang Rea dengan total kapasitas tampung 65,84 juta m3 dan luas genangan 277,52 ha. Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 72 m, panjang bendungan 497,25 m, lebar puncak 12 m, elevasi puncak bendungan +120 m.
Nantinya bendungan ini akan menghasilkan air baku sebesar 555 liter/detik, serta mampu mengairi lahan seluas 6.695 ha untuk mendukung pertanian di Sumbawa Barat. Di samping itu, kehadiran bendungan ini memberi manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 8,8 mega watt. Selain untuk irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini sangat diperlukan untuk pengendali banjir ulangan periode 25 tahun di Taliwang dengan mereduksi 22% atau setara 647 m3/detik.
Bendungan ini dibangun dalam dua tahap di mana Tahap I dilaksanakan pada 2015-2019 dengan anggaran Rp 996,7 miliar dan Tahap II pada 2020-2021. Pembangunan Bendungan Bintang Bano Tahap II dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya – PT Hutama Karya – PT Bahagia Bangun Nusa (KSO) dengan anggaran Rp 441,4 miliar. Saat ini progres fisik pembangunan Bendungan Bintang Bano mencapai 50,42% dan ditargetkan rampung pada 31 Desember 2021.