TALIWANG-Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M terus menjumpai warga di desa-desa dan menyalurkan logistik kepada warga.
Pada hari ketiga pasca gempa bumi berkekuatan 7,0 SR Minggu malam 19 Juli lalu, Bupati terus menjumpai warga di Kecamatan Berang Ene. Pada Senin lalu Bupati mengunjungi warga di Kecamatan Poto Tano dan Seteluk. Dilanjut hari Selasa ke Kecamatan Brang Rea. Hari Rabu usai sholat Idul Adha, Bupati mengunjungi warganya di Desa Persiapan Lamunga Kecamatan Taliwang dan kembali mengunjungi Kecamatan Seteluk. Pada hari Kamis, usai rapat koordinasi di BPBD KSB dan sholat dzuhur di Masjid Agung Darussalam, Bupati dan rombongan memantau kondisi warga dan sejumlah bangunan di Kecamatan Brang Ene.
Warga yang pertama dikunjungi dan memberi bantuan berupa mie, air mineral dan beras adalah warga Desa Kalimantong. Bupati dan rombongan kemudian bergerak mengunjungi warga Desa Muhajirin. Selanjutnya, desa terjauh di Kecamatan Brang Ene dikunjungi Bupati. Bupati memeriksa Kantor Desa yang retak-retak. Kemudian rumah warga, Masjid dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang mengalami rusak parah. Perjalanan pun dilanjutkan ke Desa Lampok, Desa Mura dan berakhir di Desa Manemeng.
Kepada Warga Mataiyang di tenda pengungsian di lapangan Desa Mataiyang, Bupati meminta warga untuk tetap bersyukur dalam menghadapi permasalahan sesulit apapun. Dengan bersyukur, maka masyarakat harus optimis, istiqomah, ikhlas menghadapi musibah. Sebab jika dibandingkan dengan musibah di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur, maka yang terjadi di Mataiyang masih lebih baik. Jika dibanding dengan Poto Tano, Seteluk dan Brang Rea, maka disana jauh lebih parah dari pada di Mataiyang.
Dalam penanganan pasca gempa, pemerintah telah membagi tugas. Pemerintah harus memastikan masyarakat bisa makan, mendapat layanan kesehatan, anak-anak bisa sekolah. Distribusi logistik telah dimulai dari Kabupaten, dilanjutkan ke Kecamatan, dilanjutkan oleh Kecamatan dan Desa hingga ke tenda pengungsian. Masyarakat jangan sampai terlalu bersandar pada Kepala Desa, Camat atau Bupati. Sandaran yang paling dibutuhkan adalah kepada Allah SWT. Masyarakat harus berusaha menghadapi dan keluar dari musibah secara mandiri dan berdikari.
Idul Adha ini masyarakat juga diuji oleh Allah. Diuji untuk saling berbagi, peduli, saling memahami dan menghaegai. Ketika lolos dari ujian ini, Insya Allah dibalik kesusahan ada kemudahan dari Allah SWT. Masyarakat diharapkan bisa kembali ke rumah masing-masing.
Data kerusakan rumah akan dikumpulkan nanti malam. Masyarakat jangan mengaku dan ingin menyatakan rumahnya rusak berat. Sebab kategori rumah rusak berat harus dirobohkan rata dengan tanah baru dibangun kembali.(Bagian Humas & Protokol)