(0372) 8281747, 8281748 Fax. (0372) 8281765 prokopimksb@gmail.com

 


Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM melakukan peletakan batu pertama (Ground Breaking) Pondok Pesantren Ibnu Hafidz, berlokasi di Desa Pasir Putih Kecamatan Maluk Ahad (31/07). Kegiatan yang dirangkaikan dengan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H dihadiri oleh Prof. Dr. Masmun Thohir Rektor UIN Mataram yang sekaligus Ketua PW NU NTB, Dr. Subhan Acim, MA Wakil Rektor UIN Mataram, Dr. M. Saleh Ending Dekan Fakultas Dakwah UIN Mataram, Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Barat, Unsur Forkopimda KSB, Ketua PD. Muhammadiyah Sumbawa Barat, dan seluruh camat se-KSB.

Dalam laporannya, ketua pelaksana kegiatan Abdul Azis Fatahuklllah, S.Ag menyampaikan bahwa pembangunan Pondok Pesantren Ibnu Hafidz merupakan ikhtiar besar PCNU KSB. Untuk mengelola lembaga pendidikan yang kedepannya semakin berkembang, PC NU KSB telah membuat lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama. “Lembaga ini nantinya akan mengelola lembaga lembaga pendidikan dari jenjang paing rendah hingga perguruan tinggi yang bernaung dibawah PC NU KSB dan termasuk di dalamnya Pondok Pesantren. Sementara itu, lokasi Pondok Pesantren ini kami beri nama dengan ciri khas ke NU an, seperti jalan yang kita lintasi tadi kami beri nama Jalan Aswaja, dan kompleks bangunan Pondok Pesantren ini kami beri nama Al Musyafirin. Nama kompleks ini memiliki filosofi yaitu bahwa keberadaan Pondok Pesantren ini kedepannya harus selalu bergerak, mencari, dan berjuang melayani masyarakat, serta bisa bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Sementara nama masjid yang akan kami bangun kami beri nama Masjid Al Mansyuri, dan rencana Aula akan kami beri nama Aula Hasyim Asyari, Jelas Abdul Azis yang juga Sekretaris PC. NU Sumbawa Barat.

Sebelum dilakukannya peletakan batu pertama, dalam kesempatan tersebut Rektor UIN Mataram memberikan ceramah hikmah Tahun Baru Hijriah. Prof. Dr. Masmun Thohir, M.Ag, menyampaikan bahwa sejatinya kita semua adalah musyafir yaitu para pencari jalan. Makna tahun baru Islam tidak hanya sekedar pindah, tetapi makna yang lebih substantif yaitu bagaiman kita bisa merubah tradisi jahiliyah menjadi tradisi yang seperti sekarang ini yaitu tradisi Pondok Pesantren. Kita harus bisa membangun charachter and nation building. Kita harus bisa memantapkan hablumminallah dan juga hablumminaannas dengan baik, dan oleh karenanya mari kita muhasabah, mumpung masih ada hadiah napas. Ini kita ingatkan karena perjalanan kita ke akhirat sangat panjang, maka kita harus siapkan diri yaitu dengan salah satunya mendirikan Pondok Pesantren.

Dalam kesempatan tersebut Prof. Masmun memberikan contoh teladan Rasulullah. Beliau hijrah ke Madinah, dan mempersatukan masyarakat Madinah dengan piagam madinah. Bagaimana persatuan Mujahirin dan Anshar telah dicontohkan kepada kita untuk kehidupan hari ini, Anshar menjadi. Kita harus bisa membangun ukhuwah islamiah, ukhuwah alwathoniah, dan ukhuwah Al bashariah.

Sementara itu, Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM menyampaikan alasan mengapa dirinya memantapkan hati untuk mendukung penuh pembangunan Pondok Pesantren Ibnu Hafidz. “Alasan saya mengapa mendukung penuh pembangunan Pondok Pesantren ini, diawali dengan dua orang pemuda datang memui saya yaitu Ustad Jumantri bersama kawannya menyampaikan bahwa mereka akan membangun pondok. Terus saya tanya, apa modal kalian mau bangun pondok. Terus mereka menjawab bahwa modal mereka adalah Masyarakat Maluk mendukung penuh. Dan saya menyetujuinya karena memang itu adalah modal besar untuk membangun pondok tersebut”, Ungkap Bupati.

Kemudian Bupati dalam kesempatan tersebut menekankan bagaimana agar tradisi ke NU an kita jaga. Prilaku jahiliah harus kita Hijrah. Bagaimana agar Tradisi bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah dapat kita jaga. Hal ini telah coba ditumbuhkan dalam organisasi NU ini dengan mulai menghidupkan tradisi NU misalnya setiap malam senin kita shalawatan bersama di sekretariat. Kita bisa menjadi yang terbaik tetapi kita juga harus banyak berbuat baik. Kita jangan sampai menganggap sepele kebaikan – kebaikan yang kita perbuat, terang Bupati.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati memberi nama khusus bukit yang menjadi lokasi pembangunan Pondok Pesantren Ibnu Hafidz. Di atas bukit tersebut kita dapat melihat suasana Kecamatan Maluk hingga Lokasi PT. AMNT dan lokasi pembangunan Smelter. Bukit tersebut diberi nama oleh Bupati yaitu Bukit Bangkit.
Diiringi Shalawatan, Bupati bersama para tamu undangan melakukan peletakan batu pertama.