Taliwang – Aliansi Rakyat Sumbawa Barat Bersatu menggelar silaturrahmi dan audiensi bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumbawa Barat pada Jumat (25/07/2025) pukul 13.30 Wita. Pertemuan yang berlangsung di ruang Sekretariat Masjid Agung Darussalam Komplek KTC Taliwang ini menjadi forum dialog terbuka untuk menyikapi berbagai fenomena sosial yang berkembang di tengah masyarakat.
Ketua MUI Kabupaten Sumbawa Barat, Dr. TGH. Burhanuddin, S.Qh., hadir langsung dalam kesempatan tersebut didampingi sejumlah pengurus MUI. Dari pihak Aliansi, audiensi dipimpin oleh Ustad Bahri yang menyampaikan berbagai keprihatinan atas maraknya penyakit sosial di masyarakat serta pentingnya penguatan akhlak sebagai bagian dari upaya kolektif menjaga moralitas daerah.

Dalam pemaparannya, Ustad Bahri menyoroti pentingnya pengawalan terhadap implementasi Perda Nomor 13 tentang Penyakit Masyarakat, termasuk mencegah legalisasi peredaran minuman keras di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Ia menekankan bahwa upaya advokasi telah dilakukan, termasuk audiensi dengan Ketua DPRD dan Bupati Sumbawa Barat, guna memastikan komitmen bersama dalam menjaga nilai-nilai syariah dan budaya lokal.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua MUI KSB, Ustad Muhammad Mujahid Imaduddin menyampaikan bahwa penting bagi semua elemen masyarakat untuk terus membangun komunikasi yang konstruktif dengan Pemerintah Daerah. Ia menegaskan bahwa masukan-masukan dari masyarakat harus diteruskan agar kebijakan yang dihasilkan pemerintah mendapat rahmat dan keberkahan serta benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Sementara itu, Ketua MUI KSB, Dr. TGH. Burhanuddin, menyampaikan apresiasinya atas aspirasi yang disampaikan oleh Aliansi Masyarakat Sumbawa Barat Bersatu. Ia menegaskan bahwa MUI akan menindaklanjuti hasil audiensi ini dengan menggelar pertemuan lanjutan bersama Bupati Sumbawa Barat dan menghadirkan para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat. Tujuannya, agar sinergi antara Pemerintah Daerah dan para tokoh masyarakat dalam menyusun program-program pembangunan berbasis akhlakul karimah dapat benar-benar terwujud.
Kegiatan ini berlangsung dalam suasana khidmat dan penuh keakraban. Dialog dua arah antara masyarakat dan MUI menjadi sarana penyambung aspirasi, sekaligus memperkuat kolaborasi demi menciptakan Sumbawa Barat yang religius, bermartabat, dan bebas dari kemaksiatan serta penyakit sosial lainnya.