(0372) 8281747, 8281748 Fax. (0372) 8281765 prokopimksb@gmail.com

 TALIWANG-Wakil Ketua DPR RI H. Fahri Hamzah, S.E mengunjungi korban gempa bumi di KSB, Rabu sore (5/09/2018). Kepada warga Desa Persiapan Lamunga Kecamatan Taliwang dan warga Desa Meraran Kecamaran Seteluk yang dikunjungi, Fahri mengaku DPR RI terus mendorong Pemerintah mempercepat penanganan korban gempa di NTB.

Diterima Bupati Sumbawa Barat dan jajaran di Posko Komando Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi KSB di depan kantor BPBD KSB, Fahri Hamzah mendapat penjelasan Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M terkait gempa di KSB. Dikatakan Bupati gempa bumi 6,9 SR di KSB dan Sumbawa telah berdampak pada kerusakan rumah warga dan fasilitas umum. Khusus di KSB kerusakan merata terjadi di delapan kecamatan. Lima kecamatan terparah adalah di Kecamatan Poto Tano, Seteluk, Taliwang, Brang rea dan Kecamatan Brang Ene. Akibat gempa, sebanyak 15.361 rumah warga mengalami kerusakan ditambah lagi fasilitas pendidikan, infrastruktur kesehatan, termasuk masjid dan musholla. Sampai saat ini beberapa instansi dari pusat sudah mengunjungi KSB di antaranya Deputi I BNPB, Kosatgasgabpad Bencana Gempa Bumi NTB dan Menteri Sosial RI.

Saat ini penanganan bencana gempa di KSB berada pada tahap rehabilitasi. Pemerintah daerah dibantu unsur TNI, Polri dan ASN, masyarakat termasuk personil TNI BKO sebanyak 500 personil melaksanakan gotong royong pembersihan reruntihan bangunan. Mendirikan kelas tenda atau sekolah sementara untuk kelancaran proses belajar mengajar.

Terkait penyaluran logistik alhamdulillah tidak ada masalah. Logistik sudah tersalurkan dengan merata termasuk bantuan logistik dari Presiden. Yang paling diharapkan masyarakat ketika kunjungan Bapak Menteri Sosial untuk disampaikan kepada Bapak Presiden adalah percepatan masa rekonstruksi. Salam masyarakat untuk Bapak Presiden tersebut disampaikan melalui Bapak Menteri agar masyarakat tidak berlama-lama ditenda pengungsian. Pengungsi ingin cepat rumahnya dibangun atau diperbaiki agar segera kembali ke rumahnya. Terlebih masyarakat akan menghadapi musim penghujan. Karena itu pembersihan reruntuhan bangunan dilaksanakan dengam cepat agar jika rekonstruksi molor maka minimal warga bisa membuat tenda di pondasi rumahnya sehingga tidak berada di pengungsian. “Mudah-mudahan informasi ini menjadi bahan masukan  pada rapat di tingkat pusat,” kata Bupati.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berterimakasih  atas kesigapan Pemerintah Daerah dan jajaran dalam penanganan pasca bencana. Kunjungan untuk korban gempa ini merupakan kali keempat. Pertama di Lombok Timur, kedua Lombok Utara dan ketiga ke Kota Mataram dan Lombok Barat. Gempa telah berdampak besar terhadap warga. Selain merasakan efek fisik akibat gempa, dampak lainnya adalah  efek psikologis yakni trauma  yang mendalam terhadap warga.  karenanya dibutuhkan penannganan yang komprehensif terhadap bencana ini.

Tanggal 10 Pimpinan DPR RI dan Pimpinan Komisi akan melaksanakam rapat koordinasi dengan empat kementerian koordinator untuk meminta penjelasan percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi paska  penanganan tahap tanggap darurat bencana gempa di NTB. “Untuk itu saya sendiri secara pribadi ingin mengajukan proposal yang komprehensif yang tujuannya nanti khusus untuk Pulau Sumbawa, bagaimana agar Provinsi Pulau Sumbawa dapat diwujudkan karena Pulau Sumbawa jarak administratifnya cukup jauh dengan Pulau Lombok, pembangunan Infrastruktur dasar di Pulau Sumbawa berbeda jauh dengan Pulau Lombok,” katanya.

Terkait tahap rekonstruksi penanganan bencana gempa, DPR RI akan terus mendorong Pemerintah agar mempercepat recovery dan rekonstruksi di NTB. Dana bantuan bagi warga yang rumahnya rusak harus cepat diberikan dan harus langsung ke warga. Kemudian dalam rekonstruksi pemerintah tidak memakai barang dan sumberdaya  dari luar sepenuhnya. Beliau mendorong agar barang dan sumber daya lokal diberdayakan agar menjadi sumber kebangkitan. Jangan sampai sumber daya lokal menjadi penonton di daerahnya sendiri. “Kami di DPR RI bertugas mengawasi pemerintah, terus meminta Pemerintah mempercepat rekonstruksi rumah warga agar warga bisa kembali dan tidak terlalu lama bersama dengan yang lain di tenda, karena manusia membutuhkan privasi dalam menjalankan hidupnya,” kata Fahri.

Usai di posko bencana, Fahri Hamzah didampingi Bupati, Wakil Bupati, anggota Forkopimda KSB dan Kepala OPD Pemerintah KSB meninjau rumah warga yang rusak akibat gempa di Desa Lamunga. Fahri Hamzah juga berdialog dengan warga. Dalam kesempatan tersebut warga menyampaikan bahwa yang diinginkan korban gempa adalah agar janji bantuan dari pemerintah segera direalisasikan. Dengan bantuan tersebut warga bisa segera membangun kembali rumahnya. Kemudian yang dibutuhkan warga adalah kebutuhan hidup sehari-hari. Menanggapi hal tersebut, Fahri meminta warga korban gempa untuk segera membuat buku rekening. setidaknya ini adalah langkah awal untuk melengkapi administrasi yang dibutuhkan dalam pemberian bantuan oleh pemerintah pusat. “Silahkan warga buat nomor rekening. Masyarakat juga harus berfikir agar lebih memilih untuk membangun rumah panggung. Sebab konstruksi rumah panggung biasanya tahan terhadap gempa.” imbuh Fahri.

Sementara itu, terkait pembuatan buku rekening, Bupati menambahkan, Pemerintah Daerah dibantu Camat, Kades/Lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kadus/Kaling, Ketua RT dan Agen PDPGR telah mendata warga yang rumahnya rusak dan telah di SK-kan. Namun data dari Pemda akan diverifikasi kembali oleh Kementerian PUPR dan hasilnya akan di SK-kan kembali.  Komunikasi juga telah dibangun dengan BRI, bahwa pembukaan buku rekening korban gempa tidak perlu menempatkan dana Rp. 100 ribu. Pembuatan buku rekening  akan diselesaikan selama empat hari. Sementara yang sedang diperjuangkan di kementerian Sosial adalah biaya hidup Rp. 10 ribu perhari kepada korban gempa dan biaya isi rumah. Ini juga menjawab persamaan penanganan bagi korban gempa di Pulau Sumbawa  dengan korban yang ada di Pulau Lombok.

Usai berdialoga dengan warga Fahri Hamzah dan rombongan menuju Desa Meraran. Di sini, Fahri Hamzah dan rombongan melaksanakan sholat magrib berjamaah di masjid darurat yang terletak di tengah-tengah tenda pengungsian di Lapangan Desa Meraran. Usai sholat magrib di masjid darurat yang dibangun warga dari bambu, beratap dan beralaskan terpal ini, Fahri memberikan tausiah. Fahri mengajak masyarakat mengambil hikmah dari bencana yang terjadi. Memperkuat jiwa, mental dan keimanan dari ujian yang diberikan Allah. Kegiatan ditutup dengan santap malam bersama.(Bagian Humas & Protokol)