
TALIWANG-Bupati memberikan tiga stressing atau penekanan dalam penanganan pasca gempa pada rapat evaluasi di posko bencana gempa bumi di KSB.
Tiga penekanan tersebut adalah, pertama, Penanganan trauma healing harus terus diberikan. Tim trauma healing beranggotakan Kepala OPD dan pejabat eselon harus tetap aktif. Termasuk bekerjasama dengan tim dari TNI, Polri dan organisasi lainnya. Kedua, memastikan yang tinggal di tenda pengungsian adalah warga yang rumahnya rusak parah atau tidak bisa dihuni kembali. Termasuk memastikan data jumlah pengungsi yang ada perjiwa dan dihitung by name by address. Data tersebut sangat penting guna memudahkan jumlah bantuan yang akan didroping dari Kementerian Sosial RI. Kemudian memastikan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan tetap berjalan.
Stressing ketiga adalah, penanganan recovery dan rekonstruksi harus berjalan cepat. Pendataan rumah rusak dan diikuti pembersihan puing-puing agar pemilik rumah minimal bisa kembali dan tentu ke depannya siap dibangun kembali. ‘’Bagaimana kita bersihkan, yang rusak berat robohkan agar pembangunan cepat mengantisipasi musim hujan, minimal warga bisa membuat tenda di atas pondasi rumahnya,” kata Bupati di Posko Bencana di depan Kantor BPBD KSB, Senin sore (27/08/2018).
Selain itu, sejak hari pertama masa tanggap darurat, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Kepala Pelaksana memastikan logistik menjangkau seluruh wilayah di KSB. Termasuk agar merata kepada warga yang memang terdampak gempa. Koordinasi dan sinkronisasi harus dilakukan dengan para pemberi bantuan, misalnya dengan PT AMNT. Dimana PT.AMNT akan memberikan 20 unit tenda rangka, terpal 300 unit, WC dan kamar mandi serta tandon yang akan dibangun dan disediakan di posko pengungsian Desa Tepas, Lamunga, Tepas Sepakat, Kuang Busir, Air Suning dan Meraran. Termasuk ada bantuan eskavator serta tim trauma healing.
Berkaian dengan keluarnya Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Mataram dan Wilayah Terdampak di Provinsi NTB. Bupati menjelaskan bahwa jika Kabupaten Sumbawa meminta Inpres ini diganti, maka KSB merasa tidak perlu. Sebab ada klausul dalam impres tersebut yang menyatakan bahwa seluruh daerah terdampak di Provinsi NTB juga akan dilayani artinya walalupun tidak disebutkan secara tegas namun Kabupaten Sumbawa Barat masuk dalam kategori wilayah terdampak tersebut. Dengan demikian, Pemerintah Pusat akan memberikan perhatian kepada KSB yang merupakan salah satu kabupaten terdampak gempa bumi.
Kepala Penanggulangan Becana KSB, H. Abdul Azis, S.H., M.H menjelaskan, kegiatan belajar mengajar hari ini dipastikan dimulai walaupun bersifat rekreatif. Kemudian pelayanan dasar kesehatan tetap berjalan dengan baik. Termasuk OPD lain tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat. ‘’Untuk logistik, sejak masa tanggap dararuat pertama tanggal 20 Agustus 2018, semua terdistribusi dengan baik dan merata mulai dari air bersih, selimut, mie instan, beras, terpal dan lain. Untuk air kebutuhan MCK tetap berkoordinasi dengan PDAM dan Dinas Lingkungna Hidup termasuk Dinas PUPRPP,” kata H. Abdul Azis yang juga Sekda KSB.
Terkait trauma healing, sebagai koordinator adalah Dinas Sosial KSB. Sedangkan untuk Rekonstruksi mulai dari khususnya pembersihan, penjadwalan pembersihan puing bangunan telah dilaksanakan. Jadwal telah dibuat bersama Kodim 1628/Sumbawa Barat dan Polres Sumbawa Barat. Selain melibatkan TNI-POLRI, seluruh OPD Pemerintah KSB juga terlibat dengan waktu dan lokasi yang berbeda.
Asisten II Setda KSB, Dr. H. Amry Rakhman, M.Si mengatakan, enam kecamatan telah menyerahkan jumlah warga terdampak gempa dan jumlah pengungsi sesuai indikator jiwa riil. Sementara, dua kecamatan lagi akan menyusul. Insya Allah, hari rabu datanya sudah rampung.
Kepala Dinas Sosial KSB, dr. Saifuddin mengatakan trauma healing terhadap korban gempa di KSB dilaksanakan dengan berbagai pihak mulai dari TNI, Polri, DP2KBP3A, PT. AMNT, dan organisasi kemasyarakatan. Kegiatan pun dilaksanakan dengan dua pola. Yang pertama pola untuk anak-anak yang dinamakan kegiatan Pondok Anak Ceria Bermain. Sementara untuk dewasa, Dinas Sosial bekerjasama dengan Ikatan Dai Indonesia KSB dan Tim Tuntas Baca Al Qur’an KSB dengan melaksanakan tausiyah atau pengajian. ‘’Kegiatan ini di luar kegiatan tim OPD KSB dan akan berlangsung selama dua minggu ke depan,” ujar dr. Saifuddin.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mengatakan, hari ini, kegiatan belajar mengajar di sekolah di mulai. Namun ada 23 sekolah yang belum melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena belum tersedianya tempat sementara. Selain itu, pihak sekolah belum menjalin komunikasi dengan komite sekolah orang tua siswa dan Pemerintah Desa. Ke 23 sekolah tersebut juga berpotensi membutuhkan tenda untuk kegiatan belajar mengajar. Namun Dikpora KSB akan memanggil 23 Kepala Sekolah untuk membahas lebih teknis kegiatan belajar mengajar. ‘’Tadi kami sudah pantau, kegiatan belajar dimulai meski dalam proses rekreatif untuk menghilangkan trauma guru dan siswa,” kata Drs. Tajuddin.(Bagian Humas & Protokol)
