TALIWANG—Seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Sumbawa Barat hingga Kepala Desa se-KSB dipanggil Bupati ke kediamannya, Senin malam (20/08/2018) membahas penanganan pasca gempa bumi berkekuatan 7.0 SR yang terjadi Minggu malam (19/08/2018).
Hadir pula dalam rapat koordinasi, Wakil Bupati Fud Syaifuddin, S.T, Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Mustofa, S.I.K., S.H, Dandim 1628/Sumbawa Barat Letkol Czi Eddy Oswaronto, Sekda KSB H. Abdul Azis, S.H.,M.H. Bupati memaparkan, hasil pantauannya ke lapangan Senin pagi di Kecamatan Poto Tano dan Kecamatan Seteluk. Dua kecamatan ini adalah daerah dengan kerusakan terparah di KSB karena letaknya tidak jauh dari episentrum gempa. ‘’Saya sudah keliling tadi pagi ke desa-desa di Kecamatan Poto Tano dan Seteluk, hampir 90 persen bangunan permanen rusak,” kata Bupati.
Bupati pun meminta agar penanganan pasca bencana gempa cepat dan segera dilakukan. Terutama untuk penyediaan dan pendistribusian logistik. Jangan sampai masyarakat yang mengungsi tidak makan, tidak mendapatkan layanan kesehatan termasuk tidak mendapat air bersih dan tidak tersedianya MCK (Mandi Cusi Kakus). Pendataan rumah rusak harus cepat agar pembangunan rumah secara gotong royong bisa segera dilaksanakan meskipun sederhana. ‘’Karenanya, saya ingin mendengar, meminta data dari camat berapa kerusakan di wilayahnya, berapa titik pengungsian dan apa yang dibutuhkan, sekarang buat kelompok bersama kepala desanya untuk menyusun data sementara,” imbuh Bupati.
Delapan camat, mulai dari Camat Poto Tano, Seteluk, Taliwang, Brang Rea, Brang Ene, Jereweh, Maluk dan Camat Sekongkang pun menyampaikan jumlah rumah yang teridentifikasi rusak. Namun data yang disampaikan belum final karena belum mendapat data dari seluruh desa. Termasuk belum bisa mengkategorikan kerusakan yang terjadi termasuk berat, sedang atau ringan.
Terkait kondisi warga, saat ini warga telah membuat tenda atau mengungsi di tanah lapang, persawahan, di pekarangan rumah, depan gang atau jalan lingkungan bahkan jalan raya. Kebutuhan masyarakat yang mendesak, masyarakat mengharapkan air minum, terpal atau tenda termasuk petugas keamanan untuk menjaga rumah yang ditinggalkan.
Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fu Syaifuddin, S.T mengatakan, sampai besok (hari ini) sekolah tetap libur. Aparatur masuk untuk memastikan berjalannya pelayanan kepada masyarakat. Untuk pelaksanaan idul adha, agar Camat, Lurah dan Kades memastikan masyarakat bisa mengikuti sholat sunat idul adha. Bersama tokoh agama, alim ulama ajak masyarakat sholat sunat taubat, menggelar dzikir dan doa bersama. ‘’Camat agar kembali mengidentifikasi kerusakan yang terjadi di wilyahnya, Dinas Kesehatan mengecek puskesmas, pustu, poskesdes yang rusak. Kemudian Dikpora mendata sekolah yang rusak, terus mengambil langkah agar kegiatan belajar mengajar bisa tetap berjalan lagi,” imbuh Wabup.
Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Mustofa, S.I.K, S.H mengatakan, mobil tangki air yang dibackupkan untuk Lobar dan KLU akan ditarik dan Insya Allah besok siang bisa melayani warga KSB. Pengalaman di Lombok, identifikasi bangunan rusak harus dilaksanakan terpadu. Karenanya, untuk di KSB harus segera menetapkan posko terpadu penanganan gempa ini. ‘’Anggota saya 450, termasuk BKO Brimob dan Kapolsek siap digunakan, tinggal kita tentukan dari mana kita mulai dan apa yang kita akan kerjakan,” katanya.
Dandim 1628/Sumbawa Barat, Letkol Czi Eddy Oswaronto, S.T mengatakan, Kodim dan jajaran termasuk bersama Pol PP siap membantu Polres pengamanan lingkungan warga agar terhindar dari aksi pencurian. Untuk penanganan bencana tentu stakeholders satu komando di bawah posko penanggulangan bencana agar kegiatan berjalan sistematasis dan efektif.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Barat, H. Abdul Azis, S.H., M.H mengatakan, posko penanggulangan bencana dipusatkan di BPBD KSB. Camat besok segera membuat posko penanggulangan bencana di Kecamatan masing-masing dan tetap berkoordinasi dengan Kelurahan atau Desa. Dinas Sosial, PU, Ketahanan Pangan dan lainnya pastikan logistik tersedia, siap dan terdistribusi, mulai dari beras, air dan lainnya.
Usai rakor, Bupati pun menyerahkan tenda dan tikar plastik untuk pengungsi di masing-masing kecamatan. Tenda untuk Kecamatan Poto Tano, Seteluk, Taliwang dan Kecamatan Brang Rea masing-masing mendapat 40 buah dan 25 tikar. Kemudian Kecamatan Brang Ene, Jereweh, Maluk dan Kecamatan Sekongkang masing-masing mendapat 10 tenda dan 10 tikar.(Bagian Humas & Protokol)