TALIWANG—Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat akan mengirim pemuda ke tiga Balai Besar Latihan Kerja (BBLK) guna mendapat keterampilan.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi KSB, H. Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd. dalam laporannya kepada Bupati saat menerima manajemen BBLK Bandung, BBLK Bekasi dan BBLK Serang di ruang rapat utama Gedung Graha Fitrah, Rabu sore (1 Agustus 2018). Diungkapkan H. Abdul Hamid, kuota peserta pelatihan dari KSB ke Bandung 30 orang. 20 orang boarding atau tinggal di BBLK selama pelatihan yang biayanya ditanggung APBN. Sementara 10 lagi non boarding atau tinggal di kos-kosan milik warga sekitar BBLK yang biayanya ditanggung oleh daerah dan sharing anggaran dari perusahaan di KSB.
Untuk dikirim ke Serang sebanyak 26 orang. Dimana 16 orang akan boarding dan 10 orang lagi non boarding. Sementara di BBLK Bekasi sebanyak 18 orang. Sebanyak 10 orang akan boarding di BBLK dan delapan lagi non boarding. ‘’Pak Bupati, pihak tiga BBLK datang untuk melakukan seleksi peserta, dimana pesertanya sebanyak 105 orang. Besok akan di tes wawancara mendalam dari tim BBLK, termasuk tes tulis matematika dasar. Untuk tahun 2019 mudah-mudahan berlanjut dengan kuota yang lebih besar lagi,” kata H. Abdul Hamid, M.Pd
Kepala BBLK Bekasi, Syafruddin pelatihan dengan peserta dari seluruh daerah Program Kementerian dimulai tahun 2017. Pelatihan dilaksanakan di tiga BBLK yakni di BBLK Bandung dan Bekasi Provinsi Jawa Barat. Kemudian BBLK Serang Provinsi Banten. Untuk Tahun 2018 ini ditambah lagi dua yakni BBLK Semarang, Jawa Tengah dan Medan, Sumatera Utara, sehingga menjadi lima. ”Pelatihan di BBLK merupakan upaya memfasilitasi pemuda Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk mendapatkan keterampilan atau skill sehingga siap bekerja di dunia Industri. Gratis bagi jatah boarding dari berangkat sampai pulang, sementara non boarding ditanggung daerah masing-masing,” kata Syafruddin.Dijelaskannya, untuk spesialisasi pelatihan BBLK, BBLK Bekasi keunggulannya adalah mencetak tenaga terampil di bidang elektronik dan informasi teknologi. Untuk BBLK Serang, lebih difokuskan ke bidang kelistrikan dan pengelasan. Sementara BBLK Bandung lebih pada industri manufaktur. Untuk pelatihan lamanya mulai 240 jam atau dua bulan sampai 310 jam atau tiga bulan. Aktivitas pelatihan selanjutnya akan dimulai tanggal 13 Agustus untuk BBLK Bandung dan Bekasi. Sementara BBLK Serang pada tanggal 27 Agustus. Jadi seleksi di KSB ini juga termasuk sangat mepet. ”BBLK tidak bisa memenuhi keinginan jumlah peserta yang diinginkan satu daerah, karena harus mengakomodir seluruh daerah di Indonesia. Jika pun satu daerah memesan kelas tambahan maka bisa saja dengan anggaran Rp. 500 juta dengan kapasitas 16 orang,” jelasnya.
Nantinya, lulusan pelatihan akan mendapat dua sertifikat, yakni sertifikat pelatihan dan sertifikat uji kompetensi. Dengan dua sertifikat ini, maka dunia industri Insya Allah akan tertarik kepada lulusan. Pun demikian, Pemerintah Daerah diharapkan membangun jejaraing dengan dunia industri di daerahnya. Sehingga lulusan BBLK sepulangnya langsung bisa ditempatkan di industri yang membutuhkan. ”Kami laporkan juga, yang kami terima di BBLK bukan hanya pintar, tetapi yang penting adalah memiliki motivasi yang tinggi untuk memiliki skill sehingga tentu akan termotivasi juga terjun di dunia industri atau siap berwirausaha,” ujar Syafruddin.
Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M mengapresiasi manajemen BBLK Bandung, Bekasi dan Serang yang menjalin kerjasama dengan Pemerintah KSB. Apalagi banyak lulusan tiga BBLK ini telah bekerja di perusahaan-perusahaan. Kerjasama ini bagus dan diharapkan bisa terus ditingkatkan jumlah pesertanya dari KSB. Tentunya kondisi anggaran daerah harus dilihat dengan baik. Namun, bisa saja pola kerjasamanya Pemerintah KSB mendatangkan instruktur dari BBLK. ”Tapi perhatian kita, secara umum bahwa lulusan BLK di sertifikatnya bagus, tetapi ketika diuji banyak yang tidak lolos, ini tentu jadi perhatian,” kata Bupati.
KSB lanjut Bupati, akan memiliki kawasan Industri. Dimana nantinya akan dibangun smelter milik PT. AMNT. Pabrik pupuk dan pabrik-pabrik lainnya. Tentu memang mulai sekarang harus dibaca dengan mempersiapkan sumber daya manusia, terutama warga lokal. ”Saya berharap kualitas yang baik dari BBLK diperhatikan. Diawali dari seleksi, tes sangat penting untuk mengetahui keseriusan peserta atau hanya main-main. Saya apresiasi kalau ada seleksi dari tim BBLK,” aku Bupati.
Bupati menambahkan, warga kebanyakan berfikir mau menjalani pelatihan kalau ada jaminan kerja. Dengan pelatihan di BBLK, tentu tugas Pemerintah Daerah ke depan harus berkomunikasi dan bersinergi dengan dunia industri. Sinergi itu dalam rangka bagaimana industri bisa menampung lulusan BBLK yang telah bersertifikasi dan memiliki skill yang baik. Catatan penting adalah mendidik pemuda dan bersinergi dengan perusahaan . Tentu proses yang baik maka hasilnya akan baik. “Tidak ada hasil yang menghianati proses” ungkap bupati.(Bagian Humas & Protokol)