TALIWANG—Guru diharapkan terus mengembangkan metode pembelajaran efektif dan efisien guna peningkatan literasi peserta didik.
Demikian disampaikan Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M dalam sambutannya ketika membuka Sosialisasi Guru BAIK (Belajar, Aspiratif, Inklusif dan Kontekstual) Kursus Singkat Literasi. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Ifa, Selasa pagi (31 Juli 2018) ini merupakan kerjasama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) KSB dengan Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi).
Ditegaskan Bupati, sebagai orang tua lebih lebih sebagai guru mempunyai tanggung jawab yang besar bagi anak-anak. Pemerintah sangat mengapresiasi program yang merupakan bagian ikhtiar memajukan pendidikan di KSB. Harus diyakini, jika semangat mengajar guru yang tinggi akan berbanding lurus dengan semangat siswa. Jika guru baik maka anak pun akan baik,
Karenanya, metode pendidikan atau pengajaran harus terus dikembangkan. Pengalaman menjelaskan bahwa semangat belajar siswa kurang karena kurangnya minat belajar pada anak-anak. Untuk itu, untuk meningkatkan minat belajar pada siswa, tentu harus diberikan motivasi dengan cara atau teknik yang efektif, tetapi efisien. Perihal tingkat kepintaran, intelegensi tinggi, bodoh atau apapun itu dikesampingkan dulu, yang penting memotivasi. Inilah yang juga yang menjadi tujuan Inovasi, bagaimana membantu guru di KSB untuk mengembangkan metode agar anak-anak mau belajar dan cepat memahami pelajaran dengan efektif, mudah, efisien.
Kunci kesuksesan pun ada di program guru BAIK yang diadakan Inovasi, yakni Inklusif. Inklusif merupakan semangat pemerataan dengan menggeser perilaku eksklusif. Dua kunci sukses lainnya adalah, menggeser pola hubungan vertikal menjadi pola hubungan horizontal. Kemudian terakhir menggeser pola hidup individual menjadi pola hidup sosial.
Ketua Fasilitator Inovasi KSB, Dr. Zulkarnaen dalam laporannya menyampaikan, ada dua agenda pada kegiatan ini. Pertama sosialisasi guru BAIK atau Belajar, Aspiratif, Inklusif dan Kontekstual yang menyasar 50 sekolah. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan yang pada tahun 2017 lalu menyar 17 sekolah dan dikembangkan menjadi 24 sekolah. Dampaknya, ada peningkatan kompetensi guru dalam pengembangan pembelajaran dengan pola sederhana. Atas dasar itu Inovasi bersama Dikpora melakukan sharing anggaran untuk mengembangkan kegiatan serupa.
Agenda kedua, memberikan kurus singkat literasi. Tujuannya, bagaimana guru kelas bawah di sekolah dasar (Kelas 1, 2 dan 3) mampu mengajar membaca peserta didiknya dengan cara yang mudah, namun efektif. Pengembangan literasi pada tahun 2018 ini akan dilaksanakan di 17 sekolah dengan kegiatan dilaksanakan di masing-masing gugus. Dilibatkannya Dikpora, Pengawas, Kepala UPTD dan Kepala Sekolah dalam kegiatan ini, untuk meningkatkan komitmen Kepala Sekolah dalam memperhatikan pembelajaran di kelas bawah. Sebab, harus diakui perhatian Kepala Sekolah terhadap kelas bawah masih kurang.
Dr. Zulkarnaen menambahkan, KSB merupakan satu satunya Kabupaten yang komit mengalokasikan anggaran yang tinggi untuk pendidikannya. Tentu hal ini harus didukung dengan semangat yang tinggi juga dari Kepala Sekolah dan Guru. Sementara keberadaan Inovasi di KSB adalah untuk mendukung kemajuan pendidikan di KSB terutama di bidang literasi. ‘’Alhamdulillah pendampingan Inovasi telah berdampak, sekarang kemampuan literasi di KSB berada di urutan kedua di NTB di bawah Mataram, KSB berada di angka 497 poin mendekati nilai nasional diangkat 500. Namun yang paling tinggi di tingkat kabupaten adalah KSB, ini data hasil analisis tim independen yang digandeng Inovasi yang dibiayai dengan mahal,” jelasnya.(Bagian Humas & Protokol)