(0372) 8281747, 8281748 Fax. (0372) 8281765 prokopimksb@gmail.com

Dalam kegiatan Festival Panen Hasil Belajar Kegiatan Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 10 Kabupaten Sumbawa Barat, Pjs Bupati Sumbawa Barat Julmansyah, S.Hut,M.A.P memberikan arahan kepada sebanyak 36 calon guru penggerak Sumbawa Barat. Kegiatan yang berlangsung di SMKN 1 Taliwang, Ahad 27/10 dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa Barat Propinsi NTB, Pejabat dari Dinas Dikbud Sumbawa Barat, dan PTP ahli Muda.

Dalam laporannya PTP Ahli muda Dr. Ibnu wahyu riadi MPd menyampaikan bahwa suksesnya para calon guru penggerak tidak lepas dari dukungan dari bapak ibu Kepala Sekolah. Meskipun pelaksanaannya 6 bulan tentu kita berharap kualitasnya tidak kalah dengan yang angkatan sebelumnya.


”Kami berharap ini akan memberikan admosfir yang baru untuk memajukan pendidikan di KSB. Yang terpenting yaitu jangan sampai para guru penggerak ini pindah sekolah memberikan ilmunya di sekolah lain. Gerakkan dulu sekolahnya, mimimal menggerakkan kelasnya dulu baru ke tempat yang lain. Dan jangan sampai ilmunya dinikmati sendiri, tolong di praktekkan dalam bentuk aksi nyata. Lokakarya panen ini kita akan melihat bebagai inovasi sebagai salah satu solusi mengatasi persoalan pembelajaran di kelas”, Ungkapnya
Pjs Buapti Sumbawa Barat Julmansyah, S.Hut,M.A.P dalam kesempatan memberikan arahan, menyebutkan bahwa Guru Penggerak adalah katalisator atau boleh saya saya katakan pelarut yang tidak larut. Jika kita memandang kurikulum, guru bukan hanya sumber fatwa, tetapi juga sebagai fasilitator.
” Saya membayangkan sebagai orang yang diluar pendidikan, kurikikukum kita perlu kontekstual learning. Dalam tekstual learning kadang kita akan menemukan kondisi dimana bahan ajar yang diterapkan didalam kelas tidak merangsang inovasi bagi siswanya. Saya membayangkan mata pelajaran biologi yang di ajarkan gurunya didalam kelas. Kalau hanya berbentuk teks, maka tidak akan membuat siswanya terangsang untuk mengetahui secara lebih mendalam, ditambah lagi jika gurunya tidak pernah senyum dalam menyampaikan pelajartan, tentu siswanya tidak nyaman dalam menerima pelajaran”
” Jika saya mengutip dari ilmu yang saya dapatkan sebagai fasilitatot, ada point yang bisa saya saya berikan yaitu fasilitator harus memiliki kemampuan menyimak, mampu menyederhanakan yang rumit, fokus terhadap apa yang didampaikan seseorang, jadi ketika siswa bertanya maka siswa akan merasa dihargai”, Ungkapmya
Dalam kesempatan tersebut, Julmasnyah juga mengutip dari buku Paulo Praire tentang Pendidikan Kaum Tertindas. Dijelaskannya bahwa, saya membayangkan guru penggerak memberikan kebebrasan kepada siswa untuk berinovasi, bukan lagi sarana untuk mencecoki siswa dengan teks saja. Kontekstual learning sangat diperlukan dalam memeberikan materi pembelajaran yang di dorong oleh guru penggerak, yang relevan dengan kondisi ril di lapangan. Kelas yang sesunguhnya bagi siswa yaitu ketika terjun ditengah masyarakat. Banyak hal yang tidak ditemukan dalam bentuk teks tetapi ada di dalam konteks. Jika ekosistem pembelajaran enak maka siswa akan enak belajar. Tantangan kontektual itulah yang menjadi tantangan bagi guru penggerak.
Pjs Bupati Sumbawa Barat juga mengingatkan pesan orang tua Sumbawa terdahulu, yaitu Balong ai kayu, Mole pade antap, Telas kebo jaran. Dalam filosopi tersebut para orang tua kita di Sumbawa memberikan pesan tentang kerja keras dalam mengelola lahan sebagai sumber kehidupan. Oleh karennya, dirinya menekankan bahwa merdeka belajar adalah kurikulum yang fleksibel, kualitas seorang siswa bukan hanya berpatokan kepada nilai raport, Ungkap Julmansyah